Ahad, 14 Julai 2013

Aku, hujan, & Tuhan. Pertemuan, awal dari perpisahan…


Perpisahan ini, seharusnya sama seperti pertemuan kemarin. Terjadi tanpa adanya air mata, hanya senyuman, ya itu saja. Tetapi pertemuan memanglah awal dari perpisahan, tak ada yang salah dengan keadaan ini. Ntah mengapa aku masih saja terus menyalahkan masa lalu, aku tak bisa begitu saja memaafkan diriku. Ya, ada rasa special di hati ini, rasa kehilangan yang baru pertama kali terasa, & hal itu diberikan langsung olehnya. Sejujurnya, aku masih menangisi dia yang telah pergi, ntahlah apa aku merindukannya atau masih mencintainya. Tetapi jika aku mengingatnya, mungkin lagi aku mencintainya, karena semua perasaan itu masih ada dalam diri aku. Namun yang jelas, aku masih tidak tahu apa nama perasaan yang membuat hatiku sakit saat melihat dia & kebahagiaannya. Kenapa perasaan ini tidak ikut terhapus saat cinta itu hilang? Kenapa harus ada rasa seperti ini jika memang kita tak bisa bersama lagi?
Tak ada pelangi tanpa hujan, & tak ada kebahagiaan tanpa kesedihan sebelumnya, mungkin boleh dikatakan begitu…
Tuhan maha adil, tapi sampai sekarang aku masih belum mengetahui tujuan akhir-Nya memberikan luka sedalam ini untukku. Kapan pelangi itu akan muncul dihidupku yang kelam ini? Tak berwarna, tak indah, & penuh kesedihan disetiap jejak langkahnya. Yang jelas Tuhan-lah sahabat terbaikku sekarang, tak ada yang bisa menenangkan gejolak di pelupuk hati ini kecuali Dia, sang pemberi kasih.
Inikah arti dalam tulus mencintai? Kita baru benar-benar sadar bahwa cinta ini sudah begitu dalam untuknya saat sudah tak bersama lagi. Jika memang seperti itu, lebih baik saling menjauh tetapi masih ada hubungan daripada saling menjauh karena sudah tidak ada hubungan lagi. Semua terasa singkat, namun sangat dalam. Perpisahan ini sungguh menghancurkan sebagian besar hari-hariku, banyak menguras emosi, & terlalu sakit untuk dijalani. Ntah sampai bila aku harus tersiksa seperti ini, yang jelas aku sudah berusaha mati-matian untuk mengusir baying-bayangmu serta kenagan kita. Namun, terkadang, ada waktu dimana aku terjatuh dititik yang dalam, kehilangan tenaga untuk mengusir semua itu. Bayangmu merasuk kedalam hati, bagai tombak bermata berlian menusuk hati, indah tetapi menyaktikan. Apakah aku boleh mengulang masa lalu? Jika boleh, maka aku akan melakukan sesuatu. Bukan untuk memperbaiki hubungan yang goyah dulu, tetapi untuk memperbaiki diri ku. Ya, jika aku bisa mengulang masa lalu, aku mau kita bersatu dalam suatu hubungan. Biarkanlah dulu perasaan ini tak terbalas oleh perasaanmu, biarkanlah aku tetap menjadi pengagum rahasiamu. Karena luka pengagum rahasia lebih cepat sembuh daripada luka terkhianati oleh cinta. Cinta, 5 kata penuh arti. Boleh sedih, boleh bahagia. Terkadang membuat tertawa, namun tak jarang membuat menangis.
Seandainya melupakanmu itu semudah yang aku pikirkan, mungkin aku tak akan menyesali pertemuan kita, semua hari-hari yang telah kita jalani. Semua itu… Menimbulkan luka, luka yang tak main-main dalam menghancurkan hidup seseorang. Aku masih terduduk manis dipojok hati ini, dihati yang masih penuh dengan luka. Aku berusaha mengobatinya, sekuat tenaga, setengah mati, namun sia-sia…
Hei kamu yang disana, jika kamu merasakan apa yang aku rasakan sekarang mungkin kamu bisa sedikit menghargai seseorang & tak akan mengulangi kesalahan yang sama. Namun sepertinya kamu tak memikirkan hal itu, kamu sibuk dengan duniamu sendiri. It’s okay! Namun aku masih bertanya-tanya tentang, DIMANA kehadiran sebuah KARMA? Apakah itu akan menghampiriku? Atau menghampiri kamu? Yang jelas, ia pasti datang, pasti disuatu hari nanti. Ntah bila & dengan siapa ia akan datang.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan